Kediaman Bos First Travel bak Istana

JAKARTA (Lampost.co)--Mewah dan megah, dua kata itu rasanya pantas disematkan jika melihat kediaman milik Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan, bos First Travel, di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Dari luar , kediaman Andika dan Anniesa bisa dibilang mirip istana.


Jika melihat isi di dalam rumah, impresi mewah dan megah semakin terpancar dari kediaman tersebut. Dari cuplikan liputan eksklusif NSI di MetroTV, begitu masuk ke dalam rumah, kesan gaya Eropa klasik terlihat jelas di ruang tamu.
"Luasnya sekitar 1.000 meter persegi, ada dua kursi besar. Kalau di cerita kerajaan, ini melambangkan raja dan ratu," kata Zilvia Iskandar, pembawa acara NSI di MetroTV.
Kemudian, masuk ke ruang keluarga, kesan mewah masih terlihat jelas. Terlihat, hampir seluruh furnitur yang berada di ruangan tersebut dipesan secara khusus.
"Terdapat juga jam Junghans, yang harganya kurang lebih Rp500 juta, dari Jerman," lanjutnya.

Kediaman bos First Travel Andika Surachman dan Anniesa. Foto: MI

Selain itu, juga terdapat sebuah kolam renang yang dihias dengan dekorasi bunga-bunga bergaya Timur Tengah di pinggir kolam. Lokasi ini biasa dipakai Anniesa untuk menjamu para tamunya.

Kini, baik Andika dan Anniesa tak lagi bisa menikmati tinggal di 'istana' mereka. Rumah tersebut telah disita oleh kepolisian sebagai barang bukti.

Baik Andika dan Anniesa, serta adik kandung Anniesa, Kiki Hasibuan, juga telah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian. Mereka ditetapkan tersangka dalam kasus penipuan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri  masih terus mengusut aset bos First Travel. Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Brigjen Herry Rudolf Nahak menyebut ada 58.682  jemaah calon umrah yang dikantongi uangnya, tetapi belum berangkat.

"Jumlah total jemaah promo dari bulan Desember 2016 sampai Mei 2017 kurang lebih 72.682 orang. Ini semua sudah membayar," kata Herry di Bareskrim Polri, KKP, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2017).

Baru 14.000 calon jemaah yang diberangkatkan. Dengan begitu, jumlah kerugian bila dihitung kata Herry, Rp14,3 juta dikalikan 58.682 jemaah atau mencapai Rp839 miliar. *
Sumber: lampost.co


EmoticonEmoticon